Laman

selamat datang di octolive.blogspot.com NEVER GIVE UP

1.10.11

"IWAN FALS NEGRIKU"

Bersih bersih bersih bersihlah negeriku
Malu malu malu malulah hati
Kotornya teramat gawat ya kotornya sangat
Inilah amanat yang menjadi keramat

Bersih bersih bersih bersihlah diri
Sebelum menyapu sampah dan debu debu
Nyanyian berkarat sampai ke liang lahat
Atas nama rakyat yang berwajah pucat

Negeriku negeri para penipu
Terkenal kesegala penjuru
Tentu saja bagi yang tak tahu malu
Inilah sorga sorganya sorga
Negeriku ngeriku

Busuk busuk busuk busuk bangkai tikus
Yang mati karena dihakimi rakyat
Adakah akhirat menerima dirinya
Adakah disana yang masih bisa bercanda dengan rakus

Negeriku negeri para penipu
Terkenal kesegala penjuru
Tentu saja bagi yang tak tahu malu
Inilah sorga sorganya sorga
Negeriku ngeriku

Bersih bersih bersih bersihlah negeriku
lanjut broo....

6.9.11

"MUSEUM PENERANGAN TMII"

SEKILAS MUSEUM PENERANGAN
Museum penerangan tmii katenye didirikan pade 20 april 1993. Tujuannya untuk menambah serta mengembangkan wawasan pengetahuan bangsa indonesia,sekaligus memberikan hiburan yang sehat dan bermanfaat

VISI
Menjadikan museum penerangan sebagai pusat informasi dan edukasi tentang perkembangan komunikasi dan informasi.Masyarakat yang adil dan sejahtera.

MISI
  1. Mewujutkan koleksi dan alat peraga museum yang informatif.
  2. Menyelenggarakan pelayanan yang profesional.
  3. Melaksanakan promosi dan bekerjasama dengan mitra straegis.
  4. Menciptakan keamanan dan kenyamanan serta kesan positif (good inpression) bagi pengunjung museum penerangan.

Begitulah VISI DAN MISI dari museum penerangan memang sangat baik dan bagus tapi dalam kenyataanya masyarakat indonesia masih enggan datang kemuseum,Museum penerangan tmii ini dibuka untuk umum secara gratis atau dalam bahasa gaul anak-anak muda sekarang gretong booo....dan dilengkapi akses internet gratis melalui pc yang sudah disediakan, tetap saja sepi mengunjung

Dimuseum ini kita dapat melihat koleksi mesin cetak 3 zaman. Dinamakan demikian karena mesin cetak tersebut digunakan pada zaman pendudukan BELANDA,JEPANG,dan masa KEMERDEKAAN sejak tahun 1928-1952.selain itu terdapat juga mesin ketik kuno dan mesin ketik huruf jawa.Disini juga kita bisa melihat kamera yang digunakan pertama kali untuk membuat film indonesia "DARAH DAN DOA",karya USMAR ISMAIL yang syuting pertamanya dijadikan hari film nasional (30 maret 1950).selain koleksi benda-benda bersejarah dimuseum ini juga terdapat relief-relief sepanjang 100 meter dengan lebar 1,5 meter serta diorama-diorama yang manggambarkan kegiatan penerangan dalam membangkitkan nasionalisme.Dilantai 3 gedung ini terdapat studio mini televisi,radio,dan juga film serta mini theatre.
"semua ini dapat dinikmati hanya di Museum Penerangan TMII"

"AYOOOO KITA KEMUSEUM NYOOKKKK"




Beberapa contoh koleksi museum penerangan




























GAYA ANAKKU DIMUSEUM PENERANGAN







lanjut broo....

29.8.11

"MUSEUM SATRIA MANDALA"

KENAPA MUSEUM SELALU SEPI MENGUNJUNG ????!!!!!!!!
itulah pertanyaan ku yang tak pernah bisa aku jawab secara gamlang
mungkin museum kini tidak menarik lagi buat anak-anak jaman sekarang yang penuh dengan dunia germerlap atau kalah dengan pusat-pusat perbelanjaan mewah atau disebut juga mall yang menawarkan beragam hiburan didalamnya.hal ini mungkin juga tidak didukung oleh pemerintah daerah atau pun pusat,sebagai contoh dulu diseputaran pondok gede terdapat bangunan bersejarah peninggalan belanda sejak sekitar tahun 1994
bangunan bersejarah itu diberangus diratakan dengan tanah padahal dulu pemerintah berjanji disitu akan didirikan museum..tapi kenyataan nya sampai sekarang hanya tinggal janji-janji....yang berdiri kokoh hanyalah bangunan mall mewah....ya sudahlah mungkin itulah kondisi atau mental pejabat-pejabat kita yang tidak menghargai sejarah...
Cobalah lihat museum-museum yang sekarang berdiripun sepi pengunjung dan hampir-hampir tidak terawat...sebagai contoh MUSEUM SATRIA MANDALA yang terletak dijalan protokol gatot subroto ac nya kini tak dingin lagi





museumku sepi walaupun tiketnya tak semahal sebungkus rokok 


harga tiket untuk dewasa

harga tiket untuk pelajar


>ANAKKU GEMAR KEMUSEUM...

gede blantara

berikut ini beberapa diorama didalam museum 

peristiwa bandung lautan api

ekspidisi maluku

peristiwa penurunan bendera belanda dihotel yamato

peristiwa pertempuran ambarawa

peristiwa pertempuran cibadak sukabumi

salah satu koleksi senjata,pesawat terbang & kendaraan


PESAWAT PERTAMA INDONESIA AIRWAYS

ambulan sigajah

lukisan panglima besar SOEDIRMAN


JANJI SAPTA MARGA


SANG PENULIS



"Diharapkan dengan adanya tulisan ini kita bisa lebih mencintai & menghargai betapa pentingnya MUSEUM bagi generasi yang akan datang.....karena dari museum kita bisa mengenal lebih dekat lagi sejarah INDONESIA"











lanjut broo....

23.8.11

"KONFLIK II"

Senja kata sebuah suasana
Hanya bersandar sepi
Dan duka dalam jiwa
Kurenungi jejak-jejak perjalan hidup
Tak bisa lenyapkan beban
Yang menyumbat dalam dada
Aku benci pada diriku
Akan kumusuhi degup-degup dikiri dadaku
Lalu kusesatkan perjalanan hidup
Ingkari nurani dan kata hati
Diruangan tak seberapa luas ini
Tempat dimana aku biasa rebahkan diri
Enyahkan lelah penat-penat otak
Didingnya terpajang bingkai
Berpuluh gambar pose-pose diri
Dan aku tak kuasa lagi meredam sesuatu yang menyumbat
Satu demi satu kuhancurkan
Berpuluh bingkai gambar pose-pose diri
Dengan kepal tangan kekar namun lusuh
Bersama jiwa yang memang rapuh
"Kawanku mana jiwa yang dulu tegar"
Tegur bayangan pada cermin retak.

Pondok gede 09-08-1996
lanjut broo....

"DENGAN MIMPI"

Dengan mimpi
Ku tempuh masa-masa lalu
Dengan mimpi
Ku arungi kerinduanku yang teramat panjang
Dengan mimpi
Ku bunuh gejolak-gejolak jiwa
Dengan mimpi
Ku sapa wanita yang dulu
Dengan mimpi
Ku rasuki jiwa-jiwa terluka
Dengan mimpi
Ku cari seberkas keinginan
Dengan mimpi
Ku ludahi muka-muka binal
Dengan mimpi
Ku musuhi diri sendiri
Dengan mimpi
Ku ceritakan mimpi

Pondok gede 01-08-1996
lanjut broo....

22.8.11

"KONFLIK"

Kubu A
Anggap ini benar
Kubu B
Tak mau dipersalahkan
Dua kubu saling debat,pikat
Lontarkan kata-kata
Tak puas,naik pitam
Baku hantam,saling lempar
Sembunyi tangan
Jatuh korban
Sia.

pondok gede 29-07-1996

lanjut broo....

18.8.11

"EMILI"

Hening sebuah malam plastik-plastik
Entah karena nyanyian kerinduan atau kesendirian yang memuncak
Namamu Neng namamu selalu terbayang digelas minum yang telah kuteguk setengah
Neng wajahmu selalu terkaca di tv game dikesendirianku
Yang terus mengelayuti diketakberdayaanku
Antara cinta cinta dan menyusuri janji
Neng ........
Gelisah itu semakin menusuk kesepianku kesendirianku yang hakiki
Riuh dan gemuruh suara pasar tradisional
Aahh.... tak mampu pecahkan kesepianku
Emili, inikah yang dinamakan bahasa kasih sayang emili....emili....
Neng inikah yang dinamakan bahasa kasih sayang, atau
Imajinasi panjang tanpa batas.....


lanjut broo....

15.8.11

"MERDEKA 1/2 TIANG"

MERDEKA ! MERDEKA ! MERDEKA !
INDONESIA KU PLINTAT PLINTUT MERAH PUTIH KU COMPANG CAMPING

16 agustus 2010
lanjut broo....

"DALAM PELUKAN IBU"

DALAM PELUKAN IBU

Awal malam bulan sembilan

Kuseret langkahku diaspal becek

Karna baru saja turun hujan

Sembari kukenang wajah-wajah kekasih Yang dulu pernah hiasi hari

Bersama bulatnya rembulan penuh

Dan lalu genangan-genangan air

Dibentuk oleh aspal cekung,rusak

Kulihat wajah ibuTersenyum manis,

Begitu indah, Lantas silih berganti wajah-wajah kekasih

Dalam bentuk topeng-topeng,barongsai atau wajah-wajah buruk

Aku tetap dikesendirian Lanjutkan perjalanan jauh

Temui sosok wajah ibu

Disebuah desa dikaki gunung

Dirumah mungil tanpa pagar besi

Yang memang masih seperti dulu

Kuketuk pelan pintu rumah

Ibu peluklah anakmu ini

Dengan pelukan kasih sayang murni

Ibu peluklah dan jangan lepaskan

Dalam pelukan ibu aku damai



pondok gede, 01-09-1996
lanjut broo....

“REMBULAN RANUM”

Kala rembulan ranum kembali bersinar
Hembusan angin malamnya serasa begitu segar
Kembalikan daya hayalku
Dalam masa tiga tahun mundur kebelakang
Kala rembulan ranum bersinar
Disampingku dulu masih ada desah kasih sayang
Desah yang membuatku selalu bergairahDesah yang membangkitkan semangathidup
Desah yang mampu meredam segala amarah Desah dan senyum teramat manis
Desah yang mampu muntahkan segala resah
Desah disampingku entah pergi kemana
Entah masih dikota ini
Entah dan segala entah
Entah desah disampingku mungkin teringat akan rembulan ranum
Entah Entah dan Entah.

Pondok gede 1 juli 1996(DAKTA FM 8 juli 1996)
lanjut broo....

''DERU SEBUAH VW KODOK''

Deru sebuah vw kodok menghampiri tukiyem
Dimalam hari menjelang subuh
Dan keluarlah lelaki tegap
Dikuncir rambutnya,tersenyum bibirnya
Tukiyem terdiam sejenak,bengong sejenak,tersipu sejenak
Lalu tersenyum,mengangkat rok mininya berlahan
Yang memang sudah setengah batas kemaluanya
Tukiyem menatap,memeluk sejenak,menciumi sejenak
Bergumul dirumput hijauDisaksikan bintang-bintang
Bercahayakan rembulan setengah
Berpenyejuk ac alam Bermandi peluh buah kenikmatan
Tukiyem mendesah,membelah sepi malam
Dibiarkan dadanya terbuka yang sebesar apel washington
Tukiyem terima uang recehan
Imbalan pemuas cinta satu malam
Tukiyem bahagia sejenak karna esok ia masih bisa menyambung hidup
Tukiyem terperanjat dari bahagia sejenak
Berfikir sejenak,merenung sejenak,diam sejenak
Tukiyem suarakan beberapa kata
"AKU TUKIYEM WANITA PENJAJAK CINTA,MUNGKIN LEBIH MULIA DARI PARA KORUPTOR DAN PENGHIANAT BANGSA"

Pondok gede 06-02-1997
lanjut broo....

"GENJER GENJER"

orang-orang bilang GENJER-GENJER adalah lagu kebangsaan pki, lah wong lagu kaya begini koq dibilang lagu kebangsaan pki.........ORDE BARU YANG MENYESATKAN
lebih tepatnya lagu ini adalah lagu buat kaum-kaum pinggiran yang begitu susahnya mencari nafkah/uang dizaman revolusi dulu
berikut ini syair lengkap Lagu Genjer-genjer.....

genjer-genjer neng ledhokan pating keleler
emake thole teka-teka mbubuti genjer
oleh satenong mungkur sedhot sing tolah-tolih
genjer-genjer saiki wis digawa mulihgendjer-gendjer esuk-esuk digawa nang pasar
dijejer-jejer diuntingi padha didhasar
emake jebeng tuku genjer wadhahi etas
genjer-genjer saiki arep diolah
genjer-genjer mlebu kendhil wedange umob
setengah mateng dientas digawe iwak
sega sapiring sambel penjel ndok ngamben
genjer-genjer dipangan musuhe sega

terjemahan:
genjer-genjer tumbuh liar di selokan
seorang ibu datanglah mencabutinya
dapat sebakul dalam memanennya
genjer (itu) kini tlah dibawanya pulang

genjer-genjer pagi harinya dibawa ke pasar
dijajar, diikat diletakkan di lantai pasar
seorang ibu (lain) membelinya dimasukkan tas
genjer (itu) kini siap dimasak

genjer-genjer dimasukkan ke panci (berisi) air panas
setengah matang ditiriskan untuk lauk
nasi sepiring (dan) sambal di dipan
genjer (akhirnya) dimakan bersama nasi
lanjut broo....

"kepada siapa aku bertanya"

Kepada siapa aku bertanya ketika darahku tak lagi merah

Kepada siapa aku bertanya ketika tulangku tak lagi putih

Kepada siapa aku bertanya ketika didada kiriku tak ada lagi garuda

Kepada siapa aku bertanya ketika didada kananku tak ada lagi sang merah putih

Kepada siapa aku bertanya ketika tangan kekarku tak mampu lagi menghunus bambu runcing

Kepada siapa aku bertanya ketika mulutku tak mampu lagi ucapkan pekik merdeka


tanah baru depok 10-08-2009

lanjut broo....

13.8.11

"MENGENANG DUA TAHUN MENINGGALNYA SIBURUNG MERAK"



Rendra (Willibrordus Surendra Bawana Rendra; lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935 – meninggal di Depok, Jawa Barat, 6 Agustus 2009 pada umur 73 tahun) adalah penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967. Ketika kelompok teaternya kocar-kacir karena tekanan politik, kemudian ia mendirikan Bengkel Teater Rendra di Depok, pada bulan Oktober 1985. Semenjak masa kuliah ia sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah.

Masa kecil
Rendra adalah anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa pada sekolah Katolik, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional; sedangkan ibunya adalah penari serimpi di keraton Surakarta. Masa kecil hingga remaja Rendra dihabiskannya di kota kelahirannya.

Pendidikan
Beliau bersekolah di TK Marsudirini, Yayasan Kanisius.
SD s/d SMU Katolik, St. Yosef, Solo - Tamat pada tahun 1955.
Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta - Tidak tamat.
mendapat beasiswa American Academy of Dramatical Art (1964 - 1967).

Rendra sebagai sastrawan
Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia duduk di bangku SMP. Saat itu ia sudah mulai menunjukkan kemampuannya dengan menulis puisi, cerita pendek dan drama untuk berbagai kegiatan sekolahnya. Bukan hanya menulis, ternyata ia juga piawai di atas panggung. Ia mementaskan beberapa dramanya, dan terutama tampil sebagai pembaca puisi yang sangat berbakat.
Ia pertama kali mempublikasikan puisinya di media massa pada tahun 1952 melalui majalah Siasat. Setelah itu, puisi-puisinya pun lancar mengalir menghiasi berbagai majalah pada saat itu, seperti Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Hal itu terus berlanjut seperti terlihat dalam majalah-majalah pada dekade selanjutnya, terutama majalah tahun 60-an dan tahun 70-an.
"Kaki Palsu" adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika ia di SMP, dan “Orang-Orang di Tikungan Jalan” adalah drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan hadiah pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Pada saat itu ia sudah duduk di SMA. Penghargaan itu membuatnya sangat bergairah untuk berkarya. Prof. A. Teeuw, di dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989), berpendapat bahwa dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern Rendra tidak termasuk ke dalam salah satu angkatan atau kelompok seperti Angkatan 45, Angkatan 60-an, atau Angkatan 70-an. Dari karya-karyanya terlihat bahwa ia mempunyai kepribadian dan kebebasan sendiri.
Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang dan India.
Ia juga aktif mengikuti festival-festival di luar negeri, di antaranya The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979), The Valmiki International Poetry Festival, New Delhi (1985), Berliner Horizonte Festival, Berlin (1985), The First New York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, Melbourne, Vagarth World Poetry Festival, Bhopal (1989), World Poetry Festival, Kuala Lumpur (1992), dan Tokyo Festival (1995).

Bengkel Teater dan Bengkel Teater Rendra.
Pada tahun 1967, sepulang dari Amerika Serikat, ia mendirikan Bengkel Teater yang sangat terkenal di Indonesia dan memberi suasana baru dalam kehidupan teater di tanah air. Namun sejak 1977 ia mendapat kesulitan untuk tampil di muka publik baik untuk mempertunjukkan karya dramanya maupun membacakan puisinya. Kelompok teaternyapun tak pelak sukar bertahan. Untuk menanggulangi ekonominya Rendra hijrah ke Jakarta, lalu pindah ke Depok. Pada 1985, Rendra mendirikan Bengkel Teater Rendra yang masih berdiri sampai sekarang dan menjadi basis bagi kegiatan keseniannya.
Bengkel teater ini berdiri di atas lahan sekitar 3 hektar yang terdiri dari bangunan tempat tinggal Rendra dan keluarga, serta bangunan sanggar untuk latihan drama dan tari.Di lahan tersebut tumbuh berbagai jenis tanaman yang dirawat secara asri, sebagian besar berupa tanaman keras dan pohon buah yang sudah ada sejak lahan tersebut dibeli, juga ditanami baru oleh Rendra sendiri serta pemberian teman-temannya. Puluhan jenis pohon antara lain, jati, mahoni, ebony, bambu, turi, mangga, rambutan, jengkol, tanjung, singkong dan lain-lain.

Kontroversi pernikahan Beliau masuk Islam dan julukan siBurung Merak.
Baru pada usia 24 tahun, ia menemukan cinta pertama pada diri Sunarti Suwandi. Dari wanita yang dinikahinya pada 31 Maret 1959 itu, Rendra mendapat lima anak: Theodorus Setya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan Clara Sinta. Satu di antara muridnya adalah Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat, putri darah biru Keraton Yogyakarta, yang bersedia lebur dalam kehidupan spontan dan urakan di Bengkel Teater. Tugas Jeng Sito, begitu panggilan Rendra kepadanya, antara lain menyuapi dan memandikan keempat anak Rendra-Sunarti.
Ujung-ujungnya, ditemani Sunarti, Rendra melamar Sito untuk menjadi istri kedua, dan Sito menerimanya. Dia dinamis, aktif, dan punya kesehatan yang terjaga, tutur Sito tentang Rendra, kepada Kastoyo Ramelan dari Gatra. Satu-satunya kendala datang dari ayah Sito yang tidak mengizinkan putrinya, yang beragama Islam, dinikahi seorang pemuda Katolik. Tapi hal itu bukan halangan besar bagi Rendra. Ia yang pernah menulis litani dan mazmur, serta memerankan Yesus Kristus dalam lakon drama penyaliban Cinta dalam Luka, memilih untuk mengucapkan dua kalimat syahadat pada hari perkawinannya dengan Sito, 12 Agustus 1970, dengan saksi Taufiq Ismail dan Ajip Rosidi.
Peristiwa itu, tak pelak lagi, mengundang berbagai komentar sinis seperti Rendra masuk Islam hanya untuk poligami. Terhadap tudingan tersebut, Rendra memberi alasan bahwa ketertarikannya pada Islam sesungguhnya sudah berlangsung lama. Terutama sejak persiapan pementasan Kasidah Barzanji, beberapa bulan sebelum pernikahannya dengan Sito. Tapi alasan yang lebih prinsipil bagi Rendra, karena Islam bisa menjawab persoalan pokok yang terus menghantuinya selama ini: kemerdekaan individual sepenuhnya. Saya bisa langsung beribadah kepada Allah tanpa memerlukan pertolongan orang lain. Sehingga saya merasa hak individu saya dihargai, katanya sambil mengutip ayat Quran, yang menyatakan bahwa Allah lebih dekat dari urat leher seseorang.
Toh kehidupannya dalam satu atap dengan dua istri menyebabkan Rendra dituding sebagai haus publisitas dan gemar popularitas. Tapi ia menanggapinya dengan ringan saja. Seperti saat ia menjamu seorang rekannya dari Australia di Kebun binatang Gembira Loka, Yogyakarta. Ketika melihat seekor burung merak berjalan bersama dua betinanya, Rendra berseru sambil tertawa terbahak-bahak, Itu Rendra! Itu Rendra!. Sejak itu, julukan Burung Merak melekat padanya hingga kini. Dari Sitoresmi, ia mendapatkan empat anak: Yonas Salya, Sarah Drupadi, Naomi Srikandi, dan Rachel Saraswati
Sang Burung Merak kembali mengibaskan keindahan sayapnya dengan mempersunting Ken Zuraida, istri ketiga yang memberinya dua anak: Isaias Sadewa dan Mikriam Supraba. Tapi pernikahan itu harus dibayar mahal karena tak lama sesudah kelahiran Maryam, Rendra diceraikan Sitoresmi pada 1979, dan Sunarti pada tahun 1981.
Sejak tahun 1977 ketika ia sedang menyelesaikan film garapan Sjumanjaya, "Yang Muda Yang Bercinta" ia dicekal pemerintah Orde Baru. Semua penampilan di muka publik dilarang. Ia menerbitkan buku drama untuk remaja berjudul "Seni Drama Untuk Remaja" dengan nama Wahyu Sulaiman. Tetapi di dalam berkarya ia menyederhanakan namanya menjadi Rendra saja sejak 1975.

INILAH SALAH SATU PUISI SIBURUNG MERAK YANG GUE SUKAI...........

BERSATULAH PELACUR-PELACUR KOTA JAKARTA


Pelacur-pelacur Kota Jakarta
Dari kelas tinggi dan kelas rendah
Telah diganyang
Telah haru-biru
Mereka kecut
Keder
Terhina dan tersipu-sipu
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kaurelakan dirimu dibikin korban
Wahai pelacur-pelacur kota Jakarta
Sekarang bangkitlah
Sanggul kembali rambutmu
Karena setelah menyesal
Datanglah kini giliranmu
Bukan untuk membela diri melulu
Tapi untuk lancarkan serangan
Karena
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kaurela dibikin korban
Sarinah
Katakan kepada mereka
Bagaimana kau dipanggil ke kantor menteri
Bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu
Tentang perjuangan nusa bangsa
Dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal
Ia sebut kau inspirasi revolusi
Sambil ia buka kutangmu
Dan kau Dasima
Khabarkan pada rakyat
Bagaimana para pemimpin revolusi
Secara bergiliran memelukmu
Bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi
Sambil celananya basah
Dan tubuhnya lemas
Terkapai disampingmu
Ototnya keburu tak berdaya
Politisi dan pegawai tinggi
Adalah caluk yang rapi
Kongres-kongres dan konferensi
Tak pernah berjalan tanpa kalian
Kalian tak pernah bisa bilang ‘tidak’
Lantaran kelaparan yang menakutkan
Kemiskinan yang mengekang
Dan telah lama sia-sia cari kerja
Ijazah sekolah tanpa guna
Para kepala jawatan
Akan membuka kesempatan
Kalau kau membuka kesempatan
Kalau kau membuka paha
Sedang diluar pemerintahan
Perusahaan-perusahaan macet
Lapangan kerja tak ada
Revolusi para pemimpin
Adalah revolusi dewa-dewa
Mereka berjuang untuk syurga
Dan tidak untuk bumi
Revolusi dewa-dewa
Tak pernah menghasilkan
Lebih banyak lapangan kerja
Bagi rakyatnya
Kalian adalah sebahagian kaum penganggur yang mereka ciptakan
Namun
Sesalkan mana yang kau kausesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kau rela dibikin korban
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Berhentilah tersipu-sipu
Ketika kubaca di koran
Bagaimana badut-badut mengganyang kalian
Menuduh kalian sumber bencana negara
Aku jadi murka
Kalian adalah temanku
Ini tak bisa dibiarkan
Astaga
Mulut-mulut badut
Mulut-mulut yang latah bahkan seks mereka politikkan
Saudari-saudariku
Membubarkan kalian
Tidak semudah membubarkan partai politik
Mereka harus beri kalian kerja
Mereka harus pulihkan darjat kalian
Mereka harus ikut memikul kesalahan
Saudari-saudariku. Bersatulah
Ambillah galah
Kibarkan kutang-kutangmu dihujungnya
Araklah keliling kota
Sebagai panji yang telah mereka nodai
Kinilah giliranmu menuntut
Katakanlah kepada mereka
Menganjurkan mengganyang pelacuran
Tanpa menganjurkan
Mengahwini para bekas pelacur
Adalah omong kosong
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Saudari-saudariku
Jangan melulur keder pada lelaki
Dengan mudah
Kalian bisa telanjangi kaum palsu
Naikkan tarifmu dua kali
Dan mereka akan klabakan
Mogoklah satu bulan
Dan mereka akan puyeng
Lalu mereka akan berzina
Dengan isteri saudaranya.


RENDRA
lanjut broo....